Search for Green

Thursday, July 8, 2010

Kurangi Pencemaran Air: Manfaatkan Lerak sebagai Bahan Pencuci Pengganti Ditergen



Pencemaran sungai di Jakarta dari tahun ke tahun semakin tinggi. Sebanyak 13 sungai di Jakarta tercemar akibat buangan domestik dan industri. Data dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta pada 2006 menunjukkan pencemaran air sungai mencapai 78% yang tergolong pencemaran berat (www.republika.co.id, 9 April 2010).
Limbah cair yang berasal dari rumah tangga ternyata menjadi penyumbang terbesar menurunnya kualitas air di wilayah DKI Jakarta. Dari keseluruhan jumlah air buangan di Jakarta yang mencapai 1.316.113 meter per kubik, 75 persen berasal dari limbah rumah tangga (www.korantempo.com, 14 Oktober 2004).
Deterjen merupakan limbah rumah tangga yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri. Sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama. Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.
Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan (www.bplhdjabar.go.id).
Melihat dampak penggunaan detergen yang sulit terurai oleh bakteri dan mencemari air, maka penggunaannya selayaknya dikurangi. Dengan pemanfaatan produk-produk alami yang berfungsi sama dengan detergen, maka pencemaran air bisa dihindarkan. Salah satunya dengan menggunakan lerak.
Lerak, Bahan Pencuci Alami
Tumbuhan lerak berbentuk pohon dan rata-rata memiliki tinggi.10 m walaupun bisa mencapai 42 meter dengan diameter 1 m, karenanya pohon lerak besar dengan kualitas kayu yang setara kayu jati banyak ditebang karena memiliki nilai ekonomis. Bentuk daunnya bulat-telur berujung runcing, bertepi rata, bertangkai pendek dan berwarna hijau. Biji terbungkus kulit cukup keras bulat seperti kelereng, kalau sudah masak warnanya coklat kehitaman, permukaan buah licin dan mengkilat (http://id.wikipedia.org/wiki/Lerak).
Biji lerak mengandung saponin, suatu alkaloid beracun. Saponin inilah yang menghasilkan busa dan berfungsi sebagai bahan pencuci, dan dapat pula dimanfaatkan sebagai pembersih berbagai peralatan dapur, lantai, bahkan memandikan dan membersihkan binatang peliharaan. Kandungan racun biji lerak juga berpotensi sebagai insektisida. Kulit buah lerak dapat digunakan sebagai pembersih wajah untuk mengurangi jerawat dan kudis.
Beberapa daerah penghasil lerak terbesar di Indonesia adalah Kediri, Banten, dan Madura. Setiap bulan Kediri mampu mengirim tiga ton (hasil produksi hutan-hutan setempat) ke berbagai industri. Kediri bahkan sanggup memasok enam ton lagi setiap bulan. Sebenarnya kita juga bisa memanfaatkan lerak untuk keperluan (keluarga) sendiri. Misalnya, untuk mencuci pakaian batik (www.suaramerdeka.com, 10 Juli 2009).
Berikut ini cara membuat larutan sari lerak sebagai bahan pencuci alami menurut Bibong Widyarti, seorang konsumen organik dalam bukunya “Hidup Organik, Panduan Ringkas Berperilaku Selaras Alam”:
-      100 gram buah lerak atau sekitar 20 buah lerak kering.
-      Biji keras di dalamnya dibuang, daging buah lerak disayat-sayat. Kemudian masak dengan air sebanyak 2 liter hingga mendidih selama 20 menit (air akan berbusa).
-      Diamkan hingga dingin dan disaring dengan kain halus, sehingga larutan terlihat jernih kecoklatan. Larutan ini dimasukkan dalam botol atau jerigen yang diberi label tanggal dan keterangan isi, disimpan di tempat yang teduh dan bisa bertahan kurang lebih 7 hari. Agar lebih beraroma segar, bisa ditambahkan sari minyak murni, seperti tea tree, mint, jeruk atau sari minyak murni lainnya yang disukai.
-      Larutan ini bisa untuk mencuci pakaian, baik dengan mesin cuci maupun tangan, akan tetapi tidak dianjurkan untuk bahan pakaian berwarna putih. Khusus untuk pakaian berwarna gelap, larutan inti lerak dicampur air dengan perbandingan 500 cc cairan inti lerak dengan 15 liter air di dalam mesin cuci (perkirakan volume air mesin cuci, saat diputar akan berbusa).
-      Saat membilas, bisa ditambahkan beberapa tetes sari minyak murni jeruk, tea tree, mint, atau nilam agar pakaian menjadi harum.
-      Untuk menghilangkan bau tak sedap dan melemaskan pakaian, bisa ditambahkan baking soda sebanyak 50 gram, atau cuka masak seperempat gelas (50 cc) pada air pembilasan terakhir.
-      Ampas lerak dari larutan ini juga bisa dimanfaatkan untuk mencuci panci yang berlemak, atau dimasukkan dalam komposter dapur.

No comments:

Post a Comment