Nuklir  bukan saja berbahaya di saat perang, tapi juga di waktu damai. Dengan  alasan sumber energi, bahaya radiasi pun menghantui umat manusia setiap  saat.
Pada 26 April 1986, dua ledakan besar menghancurkan  reaktor nuklir nomor 4 pada pusat reaktor nuklir Uni Soviet dan  memuntahkan radiasi ke udara mengejutkan penduduk Kiev, Ukraina. Yang  menurut WHO, ledakan itu ditaksir 200 kali dari radiasi bom atom  Hiroshima dan Nagasaki. Memuntahan potongan inti reaktornya sampai 1500  meter ke langit dan menebarkan awan beracun ke 70 persen daratan eropa.  Sedangkan Kelompok pecinta lingkungan Greenpeace menaksir, 160 ribu  kilometer persegi tanah terkontaminasi bahan radioaktif.
Tragedi  Chernobyl merupakan bencana nuklir terburuk di dunia, yang terjadi  sekitar pukul 01.23 pagi waktu Moskwa. Ledakan dan nyala api yang  dihasilkannya telah menyebarkan radiasi ke seluruh Benua Eropa. Bencana  ini juga mengontaminasi wilayah yang luas di Belarus, Ukraina, dan  Rusia.
Fakta menunjukkan lima juta orang di sekitar Chernobyl terkena  radiasi. Sekitar 650 ribu diantaranya adalah para buruh yang bertugas  membersihkan muntahan ledakan Chernobyl. Dan sekitar 200 ribu dari 650  buruh tersebut, merupakan kelompok kunci beresiko tinggi terpapar  radiasi. Mereka berada dalam zona penyingkiran, atau sekitar 30  kilometer dari pusat ledakan Chernobyl.
Jumlah korban yang tewas  akibat bencana Chernobyl bervariasi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia  (WHO), sedikitnya 9.000 orang akan atau telah meninggal dunia akibat  terkena radiasi. Sedangkan kelompok Greenpeace memperkirakan jumlah  korban tewas yang sebenarnya mencapai 93.000 orang.
Sepuluh  tahun kemudian tercatat, 60 ribu buruh pembersih yang kebanyakan  berusia 30 tahunan, meninggal dunia. Sementara 30 persen laki-laki  pekerja pembersih yang masih hidup menderita impotensi. Jutaan anak-anak  yang tetap hidup pasca ledakan merupakan kelompok berisiko tinggi  terpapar radiasi. Dokter spesialis penyakit -yang berkaitan dengan  tragedi Chernobyl- Natalya Preobrashenskaya bahkan menyatakan, jutaan  anak-anak yang lahir di masa mendatang juga akan terkena cemaran radiasi  Chernobyl, sesuai prilaku radioaktif yang dipakai sebagai bahan bakar  PLTN, jutaan tahun! 
Apa saja penyakit yang timbul setelah tragedi Chernobyl?
60  persen anak-anak Ukraina atau sejuta orang lebih menderita kanker  gondok, sepuluh persen lainnya yang masih duduk di bangku SD mengalami  rusak mental, serta sebagian besar anak-anak Ukraina menderita penyakit  tulang. Preobrashenskaya mengatakan, kekebalan tubuh anak-anak Ukraina  pun menurun drastis sehingga disebut pula AIDS-Chernobyl. 
Penelitian  WHO. Badan Kesehatan Dunia itu menyatakan, setelah peristiwa Chernobyl  terjadi peningkatan kasus kanker gondok anak, 100 kali dibanding  prakecelakaan Chernobyl. Kenyataan lainnya, penduduk Kiev banyak yang  terkena kanker paru-paru dan jantung. Dan banyak dokter memperkirakan,  dalam waktu mendatang, epidemi berbagai penyakit menular akan meningkat  di sekitar lokasi kejadian, dan di kalangan mereka yang terpapar radiasi  nuklir. 
Penanggulangan dengan terapi kimia  normal tidak efektif pada penderita kanker akibat radiasi Chernobyl.  Menurut Dr Andrei Butenko dari rumah sakit nomor satu di Kiev,  dipastikan kanker gondok ganas yang menimpa anak-anak Ukraina akibat  kontaminasi isotop iodium-131, isotop iodium yang radioaktif. Imbasnya,  dengan terapi kimia di atas normal, kepala para pasien membotak dan  wajah mereka bengkak-bengkak. 
Kurang lebih  sama juga dialami anak-anak Yunani. Anak-anak di negara tersebut  berisiko terkena kanker dua hingga tiga kali akibat Chernobyl. Bahkan,  anak-anak Yunani yang terpapar radioaktif ketika masih dalam kandungan  ibunya berisiko menderita leukimia 2,6 kali lipat dibanding anak-anak  lainnya. Hal ini karena adanya mutasi gen yang diberi nama 11q23. Mutasi  gen merupakan imbas lain dari kejamnya radiasi Chernobyl. 
Mutasi  gen 11q23 ini merupakan salah satu contoh nyata yang berhubungan dengan  leukimia pada bayi. Bahkan menurut penelitian yang dilakukan Sir Alec  pada 79 keluarga yang tinggal di Mogilev, Belarus, kawasan yang terkena  radiasi tinggi, kurang lebih 300 kilometer dari Chernobyl. Ia meneliti  anak-anak di keluarga tersebut yang lahir antara Februari-September  1994. Sebagai perbandingan, ia juga meneliti 105 anak-anak yang tidak  terkena radiasi dari Inggris. 
Hasilnya,  anak-anak Mogilev terbukti mengalami mutasi gen dua kali lebih tinggi  dibandingkan anak-anak di Inggris. Mutasi tersebut jelas diturunkan oleh  orang tua mereka, dan secara permanen terkode pada gen anak-anak  mereka. Artinya, mutasi tersebut juga akan diturunkan pada  generasi-generasi selanjutnya. 
Menurut Sir  Alec, mutasi pada keluarga di Mogilev berhubungan dengan tingkatan  kontaminasi permukaan oleh caesium 137, sebuah isotop radioaktif. Bahkan  ahli genetika dari Akademi Sains Rusia Yuri Dubrova menyatakan,  kelompoknya melihat lokasi genetik tertentu yang dikenal dengan nama  minisatellites yang mengalami laju mutasi 1000 kali lipat lebih tinggi  dibandingkan gen lainnya. 
Sementara itu,  Robert Baker dari Universitas Teknologi Texas meneliti dua kelompok  tikus, yaitu kelompok yang tinggal satu kilometer dari reaktor, dan yang  hidup 32 kilometer dari reaktor. Yang diteliti adalah mitokondria DNA  (bagian sel yang diturunkan induk betina) pada anak tikus-tikus. 
Hasilnya,  walau tikus yang hidup dekat reaktor terlihat sehat dan subur, tapi  mereka mengalami laju mutasi ratusan kali lebih tinggi dari kondisi  normal. "Artinya, lingkungan yang tercemar akibat ledakan Chernobyl  memberikan dampak nyata perubahan gen pada mahluk hidup sekitarnya,"  ulas Robert Baker. 
Nada miris terdengar dari  mulut peneliti Universitas Texas Austin David Hillis. "Kita sekarang  tahu, dampak mutasi akibat kecelakaan nuklir mungkin lebih besar  daripada yang diharapkan," komentar Hillis.
Berikut beberapa Sejarah Tragedi Nuklir yang terjadi di Dunia :
1945-1963:  Menurut para ilmuwan Soviet, sekitar 10.000 orang terkena radioaktif  akibat uji coba nuklir di Semipalatinsk, Kazakhstan. 
September  1957: Fasilitas pengolah sampah nuklir di Kytchym, dekat Sverdlovsk,  Ural sebelah selatan meledak. Ledakan itu menewaskan lebih dari 100  orang dan 10.000 orang lainnya terpaksa diungsikan. 
10  Oktober 1957: Sebuah pabrik yang memproduksi plutonium di Windscale,  Inggris, terbakar dan menyebarkan awan radioaktif ke atmosfer. Menurut  laporan resmi, lusinan orang terkena kanker radioaktif dan meninggal  dunia. 
22 Januari 1968: Sebuah pesawat pembom milik AU  AS, B-52 jatuh dekat Thule (Greendland) dan menyebarkan 400 gram  plutonium-239 yang ada dalam hulu ledak nuklir yang dibawanya.
Agustus 1969: Terjadi bencana serius di kompleks tenaga atom Jiuquan, Cina. Diberitakan sekitar 10 pekerja terkena radiasi. 
Januari  - Februari 1974, Oktober 1975: Paling tidak tiga orang tewas dalam  kecelakaan di pabrik nuklir di St. Petersburg. Tidak diketahui berapa  banyak material radioaktif yang lepas.
28 Maret 1979:  Sebanyak 140.000 orang terpaksa diungsikan dari tempat tinggalnya ketika  terjadi kecelakaan nuklir di Pennsylvania.
Agustus 1979: Sebuah tempat penyimpanan nuklir rahasia di dekat Erwin (Tennesse) bocor dan meracuni 1.000 orang.
Januari  - Maret 1981: Empat radioaktif yang ada di pabrik nuklir Tsuruga  (Jepang) bocor. Paling sedikit 278 orang terkena radiasi.
26  April 1986: Reaktor empat di pabrik nuklir Ukraina meledak. Dikabarkan  200 orang terkontaminasi dan 32 orang di antaranya meninggal tiga bulan  kemudian. Ratusan ribu orang lainnya terpaksa diungsikan.
April  1993: Terjadi ledakan di sebuah pemrosesan ulang nuklir di Tomsk-7,  Siberia barat. Akibat ledakan tersebut, gas radioaktif tersebar ke  mana-mana, tetapi tidak jelas berapa korbannya.
November 1995: Terjadi lagi kontaminasi serius di pabrik nuklir Chernobyl.
September  1999: The Japanese Science and Technology Agency (STA) mengumumkan  bahwa telah terjadi reaksi rantai yang tidak terkendali di instalasi  pembiakan uranium di Tokaimura, Jepang, sehingga menyebabkan terjadi  kebocoran radiasi sebesar 0.84 millisievert/jam (kurang lebih 10,000  kali dari dosis normal tahunan). Kecelakaan yang disebabkan oleh  kesalahan manusia ini menyebabkan 1 korban tewas dan 39 orang terkena  radiasi.
Italia terkontaminasi dan radiasinya  menyebar di sebagian besar wilayah bekas Uni Soviet dan sebagian Eropa  bagian utara. 
Reruntuhan reaktor 4 Chernobyl
Hanya  beberapa bulan setelah kecelakaan itu, reaktor ditutup dengan  sebuah  selubung beton yang dirancang untuk menyerap radiasi dan  menyimpan sisa  bahan bakar. Namun, sarkofagus hanya dimaksudkan sebagai  solusi  sementara dan dirancang untuk bertahan 20-30 tahun.
Chernobyl sarkofagus
Pada  saat ini, dua dekade sejak kecelakaan yang menewaskan 31 orang  dan  membuat 135 ribu lainnya mengungsi itu sudah lewat. Benteng beton  itu  mulai rapuh akibat pembangunan tergesa-gesa dalam tempo singkat.   Kebocoran telah terjadi selama lebih dari 10 tahun terakhir. Jika   sarkofagus itu roboh, dikhawatirkan puluhan ton debu radioaktif akan   terlepas.
Kota yang ditinggalkan
Untuk  mencegah hal itu, Presiden Ukraina Viktor Yushchenko telah  meneken  kontrak US$ 505 juta atau Rp 4,6 triliun dengan sebuah  konsorsium  perusahaan konstruksi Prancis, Novarka, Bouygues, dan Vinci.  Sebuah  kubah baja padat akan menutup seluruh area itu dan menghentikan   kebocoran.
Struktur berbentuk kubah itu disebut new safe  confinement (NSC),  yang dijamin aman dan bisa mengurung semua radioaktif  di dalamnya.  Bangunan mirip hanggar pesawat terbang itu panjangnya 150  meter dan  tinggi 105 meter. Sengaja dibuat cukup tinggi agar memudahkan  pekerjaan  pembongkaran puing reaktor, bahan radioaktif, dan sarkofagus  sebelum  ditutup untuk selamanya.
Pada acara penandatanganan  kontrak, Yushchenko mengungkapkan  kelegaannya. “Untuk pertama kalinya,  kami bisa berkata dengan jujur  kepada bangsa dan komunitas  internasional,” kata Yushchenko. “Hari ini  jawaban terhadap masalah  penutupan pembangkit listrik tenaga nuklir  Chernobyl telah ditemukan.”
“pripyat” chernobyl “image from flickr.com © All rights reserved”

“image from flickr.com © All rights reserved”

“image from flickr.com © All rights reserved”