Search for Green

Saturday, March 26, 2011

Langkah sederhana dukung "Earth Hour" 2011




Jakarta (13/03)- Kampanye perubahan iklim global yang diinisiasi WWF, Earth Hour akan kembali digelar. Tahun ini adalah tahun ketiga pelaksanaan Earth Hour di Indonesia. Inisiatif ini mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan di seluruh dunia untuk mematikan lampu dan peralatan elektronik yang tidak dipakai selama satu jam.
Earth Hour 2011 jatuh pada hari Sabtu 26 Maret 2011 pukul 20.30-21.30. Selain mengajak warga dunia untuk mematikan lampu secara sukarela pada waktu tersebut, kampanye Earth Hour kali ini juga bertujuan mendorong perubahan gaya hidup. Pesan kampanye Earth Hour2011 tersebut direpresentasikan lewat simbol 60 +.
Pada intinya, kampanye ini bertujuan untuk mengingatkan setiap individu bahwa bergaya hidup hemat energi tidak cukup hanya dengan berpartisipasi di Earth Hour saja, lebih jauh lagi, aksi sederhana itu harus pula diikuti dengan perilaku sehari-hari untuk secara efektif mengurangi gas rumah kaca serta menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.
Sebagai wujud partisipasi Anda pada Earth Hour 2011, berikut tujuh langkah sederhana yang dapat Anda lakukan:
  1. Daftarkan dukungan dan partisipasi Anda di http://www.wwf.or.id/earthhour. Melalui petisi global ini, Anda secara tertulis menyatakan komitmen untuk berpartisipasi mematikan lampu selama satu jam saat Earth Hour serempak dilaksanakan.
  2. Ikut membantu menyerbarluaskan informasi tersebut ke jejaring Anda. Unduh materi kampanye Earth Hour 2011 di http://www.earthhour.wwf.or.id/download2011.php
  3. Bergabung bersama pendukung EARTH HOUR di seluruh Indonesia di:
  4. Mematikan lampu dan peralatan elektronik lainnya pada Sabtu, 26 Maret 2011 pukul 20.30-21.30
  5. Aktif memposting artikel Anda di blog Earth Hour: http://earthhour.wwf.or.id/post_article.php
  6. Kreasikan lampion “Earth Hour” Anda seraya menyebarkan pesan lingkungan. Kunjungi tautan berikut:http://www.earthhour.org/kids/MakeALantern.aspx
  7. Unggah foto dan video momen Earth Hour Anda di flickr dan YouTube Earth Hour Indonesia, dengan mengirimkannya ke: earthhourindonesia@gmail.com
Jadi bagian dari aksi global untuk perubahan iklim.
“Matikan lampu pada 26 Maret 2011 selama satu jam, pukul 20.30-21.30...
Setelah satu jam, jadikan gaya hidup.”

Matikan 2 Lampu Saat Earth Hour, Hemat Listrik 300 Megawatt






Jakarta - WWF, organisasi konservasi terbesar di dunia kembali mengajak publik di seluruh belahan bumi untuk menghemat energi dengan mematikan lampu melalui gerakan Earth Hour, Sabtu 26 Maret 2011.

Ya, kita hanya diminta mematikan lampu yang tidak diperlukan selama satu jam. Jangan anggap enteng, meski tindakan ini 'kecil' namun jika dilakukan secara massal, akan membuat kehidupan di bumi menjadi lebih baik lho! Sesuai dengan tagline yang digaungkan Earth Hour, tindakan kecil dapat membuat perubahan besar.

Koordinator Kampanye Program Iklim dan Energi WWF Indonesia Verena Puspawardani menyebutkan, di Indonesia, Jakarta menjadi target utama Earth Hour. Pasalnya, sebagai ibukota negara, konsumsi energi listrik tanah air terfokus di wilayah ini.

"Jika 10 persen warga Jakarta mematikan dua buah lampu saja selama satu jam, bisa menghemat listrik sekitar 300 megawatt. Jumlah ini setara dengan listrik untuk menyalakan 900 desa atau mengurangi emisi sekitar 267 ton CO2," sebutnya. 

Di Jakarta, ada sekitar 400 pengelola gedung yang akan mematikan lampunya selama satu jam. Wilayah itu antara lain kawasan Monas, Istana Negara, dan Bundaran HI.

Selain Jakarta, kota-kota lain yang turut berpartisipasi dalam Earth Hour 2011, adalah Yogyakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang dan Bali.

Diharapkan, gerakan ini tak hanya berhenti pada Earth Hour saja, namun bisa mengubah gaya hidup masyarakat agar cerdas dalam menghemat energi.

Tentunya, Anda bisa melakukannya. Yuk, berpatisipasi dalam Earth Hour. Jangan lupa, matikan lampu pada 20.30-21.31!

Saturday, March 12, 2011

Reaktor Meledak, Jepang Waspada Ancaman Radiasi Nuklir


Reaktor Meledak, Jepang Waspada Ancaman Radiasi Nuklir
(Reuters TV)

Tokyo - Pasca meledaknya reaktor nuklir nomor 1 di Fukushima, bahaya radiasi mengancam warga Jepang. Meskipun warga dengan radius 10 km telah dievakuasi, namun otoritas setempat tetap mengimbau semua warga untuk tetap di dalam rumah dan menghindari keluar tanpa menutupi kulit.

Seperti dilansir oleh AFP, Sabtu (12/3/2011), ledakan pada reaktor nuklir dan asap yang mengepul keluar dari reaktor dikhawatirkan menyebarkan bahaya radioaktif melalui udara.

Melalui stasiun televisi setempat, masyarakat Jepang diminta untuk tetap di rumah, mematikan AC dan tidak meminum air langsung dari keran. Hal ini untuk menghindari ancaman kontaminasi radioaktif.

Bagi warga yang hendak keluar rumah, pemerintah mengimbau mereka untuk mengenakan jaket dan baju yang menutupi seluruh tubuh, termasuk juga mengenakan masker dan handuk basah.

Zona evakuasi pun diperluas dari sebelumnya 10 km dari reaktor menjadi 20 km. Warga-warga yang masuk dalam zona itu akan dievakuasi.

Diketahui bahwa ledakan pada salah satu reaktor nuklir di Fukushima terjadi pada sekitar pukul 15.30 waktu setempat. Reaktor terbakar hebat dan asap pekat pun langsung membumbung tinggi ke angkasa. Bangunan reaktor dilaporkan hancur akibat ledakan.

Pihak operator Tokyo Electric Power Co (Tepco) membenarkan ledakan ini. Mereka juga menyatakan bahwa atap bangunan reaktor nuklir telah runtuh.

Tepco juga membenarkan bahwa 4 orang pekerjanya menjadi korban ledakan ini. Namun, disebutkan bahwa luka yang dialami tidak begitu parah. Keempatnya masih berhasil selamat.

Sementara itu, tangan kanan Perdana Menteri Naoto Kan, Sekretaris Kabinet Jepang, Yukio Edano dalam sebuah konferensi pers menyatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan tim penyelamat hiper dari Pemadam Kebakaran Tokyo langsung ke lokasi ledakan.

Edano mengatakan, pemerintah tengah mengambil langkah-langkah darurat terkait hal ini. Di samping, juga mengumpulkan yodium, yang bisa digunakan untuk melawan penyakit radiasi.

Edano menambahkan, pemerintah tengah melakukan upaya investigasi untuk mengatasi dampak ledakan ini. "Kami tengah menyelidiki penyebab dan juga situasinya, kami akan mengungkapkannya kepada publik setelah ada informasi lebih lanjut," ujar Edano seperti dilansir Reuters.

Gempa Jepang 8,9 SR dan Fenomena Supermoon

Gagah Wijoseno - detikNews

Gempa Jepang 8,9 SR dan Fenomena Supermoon


Jakarta - Gempa dahsyat di Jepang terjadi setelah muncul spekulasi tentang efek dari fenomena Supermoon. Supermoon adalah fenomena bulan terlihat sangat besar di langit karena berada dalam posisi terdekatnya dengan bumi selama 18 tahun terakhir.

Sehari sebelum gempa Jepang terjadi, ada sebagian orang yang mencoba mengaitkan fenomena Supermoon dengan kemungkinan adanya 'kekacauan di bumi'. Teori konspirasi yang beredar di internet menyebutkan Supermoon bisa memicu kemunculan gelombang tinggi, gempa bumi, dan gunung meletus.

Seperti yang diberitakan thesun.co.uk, Sabtu (12/3/2011), pada tanggal 19 Maret bulan hanya berjarak 221.567 mil dari bumi dan peneliti amatir sudah memprediksikan munculnya kondisi ekstrim di bumi.

Blogger Daniel Vogler dalam tulisannya di AccuWeather mengungkapkan fakta kalau terakhir kali fenomena Supermoon muncul pada 10 Januari 2005, hampir 2 minggu setelah gempa dahsyat 9.0 SR yang meluluhlantakkan Aceh. "Jadi waspadalah, sesuatu yang 'besar' bisa terjadi saat-saat ini," ujar Vogler.

Supermoon terjadi pada tahun 1955, 1974, 1992, dan 2005. Dan pada tahun-tahun itu kondisi cuaca sangat ekstrem.

Sementara itu, ahli lain tidak setuju kalau supermoon ada kaitannya dengan gempa Jepang. Prakirawan cuaca John Kettley mengatakan bulan tidak bisa menyebabkan aktivitas geologi, tetapi cuma gelombang tinggi.

"Jika gelombang tinggi dibarengi dengan cuaca buruk, paling-paling efeknya hanya terasa di daerah pesisir," terang Kettley.

Pengelola Pusat Internasional untuk Radio Astronomy, Pete Wheeler, menjelaskan tidak akan ada gempa atau gunung meletus jika memang sudah waktunya.

"Bumi hanya akan mengalami gelombang tinggi saat itu (Supermoon-red) terjadi," jelasnya.